Ini adalah separuh ungkapan hati yang tak ternilai dengan kepedihan hati yang sebenarnya di dalam hatiku.
Bermula sejak 17 Desember 2010 yang awalnya merupakan hari kebahagiaan bagi keluarga kami atas lahirnya putra tunggal dari kakakku Khoiriyah Perwirawati, SS dengan suaminya yang kemudian diberi nama Ahmad Sulthon Khoiruddin, kini berubah menjadi kepedihan yang belum berakhir.
Tepatnya seminggu pasca operasi caesar, 24 Desember 2010, kakakku mengalami kejang hingga akhirnya dinyatakan koma pada Sabtu dini hari. Selama koma, beliau sempat menjalani operasi untuk menghentikan perdarahan otak. Namun, tepat seminggu setelah operasi dan setelah mengalami masa kritis, akhirnya kakak pertamaku dinyatakan wafat.
Kami sekeluarga hingga saat ini, belum dapat melupakan kenangan tentangnya.
